Rare Exports: A Christmas Tale (2010) / Rare Exports (2011) ~ poto-amazing

10 Nov 2011

Rare Exports: A Christmas Tale (2010) / Rare Exports (2011)

19.34 admin No comments

Apa yang kamu ketahui tentang Sinterklas atau Santa Claus? Ya, dia adalah simbol Natal populer bagi anak-anak di seluruh dunia, Ya, dia adalah sosok laki-laki tua ramah berjanggut tebal yang hidup di suatu tempat di kutub utara yang dingin, Ya, dia adalah orang yang bersama kereta rusanya terbang membagi-bagikan hadiah bagi anak-anak yang sudah berbuat baik pada malam natal melalui cerobong asap. Seperti apapun anda menggambarkan sosok Santa Claus itu, Saya yakin tidak ada satupun dari anda yang pernah meyangka bahwa mitos dari Finlandia tentang bagaimana asal muasal sosok Father Christmas itu akan merubah sudut pandang anda terhadap Santa Claus.

Saya sendiri tidak akan repot-repot menceritakan isi film ini, biarlah jika anda mencari tahu dengan menontonnya sendiri, yang bisa saya ceritakan bahwa Rare Exports: A Christmas Tale adalah sebuah horror-fantasi yang merupakan prekuel dari dua film pendeknya yang sudah hadir pada tahun 2003 dan 2005 lalu (dapat anda lihat di Youtube) dan juga menjadi debut film panjang pertama bagi sutradara Finalandia, Jalmari Helander yang juga menjadi penulis dan sutradara di dua film pendeknya.

Premis yang unik, segar dan juga sedikit provokatif ini bisa jadi yang membuat Rare Exports: A Christmas Tale sangat menarik dan berbeda, seakan-akan Helender ingin mendobrak tembok pembatas film-film bertema natal lainnya yang kebanyakan hanya menyajikan sesuatu yang itu-itu saja. Ya, ini adalah spin-off Sinterklas yang mungkin tidak pernah terpikirkan oleh Hollywood sekalipun. Kombinasi drama mengharukan, humor gelap serta elemen horror-fantasi mencekam yang tersaji dalam porsi seimbang membuat perasaan penontonnya tercampur aduk sepanjang 84 menit. Film ini mungkin saja kurang menakutkan bagi penonton dewasa, tapi saya jamin Rare Exports: A Christmas Tale cukup membuat penonton anak-anak bermimpi buruk atau setidalmua membuat mereka tidak akan pernah mau lagi mengharapkan hadiah dari seorang Sinterklas. (Review By Hary Susanto)